Senin, 08 Oktober 2012

Danau Limboto Diprediksi Punah Tahun 2025


Gorontalo, (ANTARAGORONTALO) - Danau Limboto di Provinsi Gorontalo diprediksi mengalami kepunahan pada 2025.
Demikian disampaikan Kepala Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Pelaksana Jaringan Sumber Air Sulawesi II Kegiatan Prasarana Konservasi SDA Ruhban Ruzziyatno.

Dia menjelaskan, upaya revitalisasi danau akan segera dimulai pada Tahun Anggaran 2012 meliputi pembangunan penahan sedimen (checkdam), pelindung tebing (revetment), groundsill, pemasangan patok sebagai sistem peringatan banjir dan pengerukan danau.
Seluruh jadwal pelaksanaannya akan dimulai pada awal Mei hingga Desember 2012.

Pemerintah menilai kelestarian danau merupakan faktor utama yang memiliki nilai sejarah, ekonomi dan sosial serta kebanggaan bagi masyarakat Gorontalo.
Dia menggambarkan kondisi aktual Danau Limboto pada pertemuan bersama Pemerintah Kabupate Gorontalo.
Pada 1932, rata-rata kedalamannya mencapai 30 meter dengan luas 8.000 hektare, tahun 1955 menurun menjadi 16 meter, kemudian tahun 1970 berkurang menjadi 15 meter dan luasannya menyusut  menjadi 4.500 hektare.
Sementara itu, pada 1993 sampai 2012 kedalaman Danau limboto rata-rata 2,5 meter dan luasnya tinggal 2.537 hektare.
"Sehingga, bisa disimpulkan bahwa  sepanjang kurun waktu 52 tahun, luas Danau Limboto berkurang sekitar 4.304 hektare atau sekitar 62,60 persen dari total luas danau," katanya.
Kondisi tersebut diperparah akibat permukaan danau yang tertutup eceng gondok dan tanaman air lainnya yang mencapai sekitar 70 persen dari luas danau.
Di sisi lain produksi tangkapan di danau itu terus mengalami penurunan setiap tahunnya. Produksi tangkapan tahun 1977-1997 mengalami penurunan sampai 2.344 ton atau 79,19 persen.
Bahkan kepunahan ikan danau seperti mangaheto, botua, bulaloa, boidelo terjadi dan kini tersisa hanya ikan mujair, nila dan ikan gabus.
"Jika rata-rata luas danau berkurang sekitar sekitar 65,89 hektare per tahun, maka diprediksi pada tahun 2025 nanti akan berubah menjadi daratan," ungkap dia.
Ruhban mengatakan, upaya pelestarian melalui revitalisasi danau harus segera dilakukan dan menjadi prioritas utama.
Program tersebut akan menelan anggaran APBN sebesar Rp93 miliar sehingga diharapkan pemanfaatan anggaran dilakukan tepat sasaran, untuk menanggulangi dampak kekritisan danau dan meminimalisasi  kerusakan lingkungan.

Sejara Danau Limboto


Danau Limboto terletak di Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo, Indonesia.

Danau Limboto merupakan danau besar yang terletak di Kabupaten Gorontalo. Danau dengan luas sekitar 3.000 hektar ini merupakan muara dari lima sungai besar, yakni Sungai Bone Bolango, Sungai Alo, Sungai Daenaa, Sungai Bionga, dan Sungai Molalahu. Pada era 1950-an, Danau Limboto memiliki kedalaman hingga 27 m. Oleh sebab itu, ketika Presiden Soekarno datang mengunjungi Gorontalo dan sekitarnya dengan pesawat amphibi, Danau Limboto dijadikan landasan pesawat yang dikendarai oleh Bung Karno ini.
Namun, saat ini kedalaman Danau Limboto hanya sekitar 7—8 m saja. Kedalaman yang seperti ini menjadikan Danau Limboto tidak seperti danau biasanya yang berbentuk seperti kolam alami. Danau Limboto memiliki bentuk permukaan berlumpur. Meski demikian, di tengah-tengah danau ini, pengunjung dapat melihat berbagai flora air tawar yang tumbuh di permukaannya, seperti eceng gondok, gelagah, dan bunga teratai. Di danau ini, pengunjung dapat melakukan berbagai kegiatan, seperti memancing ataupun berperahu.

Pagi hari ataupun menjelang senja merupakan waktu paling baik untuk mengunjungi Danau Limboto. Pada waktu-waktu seperti ini, pengunjung dapat melihat permainan warna alam yang disebabkan matahari terbit ataupun tenggelam, yang semakin mempercantik pesona Danau Limboto. Sementara itu, pemandangan di sore hari akan semakin menawan dengan burung-burung liar yang beterbangan bebas di danau. Mereka merupakan burung-burung liar yang tengah pulang dari pengembaraannya.Kecantikan Danau Limboto akan semakin bertambah jika musim bunga telah tiba. Pada musim ini, eceng gondok dan gelagah akan berbunga, menebarkan bau wangi yang semerbak. Terlebih lagi jika bersamaan dengan merekahnya bunga-bunga teratai, sebagian permukaan Danau Limboto akan tertutupi bunga teratai yang indah.
Jika lapar menyerang di tengah asyiknya menikmati pesona danau, pengunjung tidak perlu khawatir. Masyarakat nelayan sekitar danau ini menjual berbagai ikan bakar seperti nila, gabus, dan mujair, yang dapat disantap dengan sambal dabu-dabu. Ikan-ikan bakar hasil olahan nelayan setempat ini dijamin segar, karena merupakan ikan hasil tangkapan sendiri.
Selain ikan, udang lembut (rebon) juga dapat menjadi alternatif menarik bagi para pengunjung yang ingin bersantap di tepi Danau Limboto. Biasanya oleh penduduk setempat, udang ini hanya dicuci bersih, kemudian dicampur dengan kelapa parut, air jeruk nipis, serta bumbu-bumbu lainnya. Campuran rasa gurih, manis, dan pedas, dari masakan ini akan mampu membuat lidah pengunjung bergoyang menikmati kelezatannya.

Lokasi Danau Limboto dekat dengan Bandara Jalaluddin, sehingga membuat pengunjung dari luar Gorontalo tidak terlalu sulit untuk mencapainya. Dari Bandara menuju Danau Limboto dapat ditempuh dengan menggunakan taksi ataupun mobil sewaan yang banyak menunggu di sekitar bandara.
Untuk menikmati pesona kecantikan Danau Limboto, pengunjung tidak dikenakan biaya apapun.

Di Kampung Kayudurian, salah satu kampung yang berada di tepi Danau Limboto, pengunjung dapat dengan mudah menemui pendayung yang siap mengantar berkeliling danau. Para pendayung ini akan menawarkan beberapa rute berperahu seperti ke bagian penjual ikan, berkeliling danau di sekitar Kampung Kayudurian, ataupun berperahu menyeberangi Danau Limboto. Harga untuk berperahu ini, nantinya bergantung rute dan kesepakatan antara pendayung dengan pengunjung.