Gorontalo, (ANTARAGORONTALO) - Danau Limboto di Provinsi Gorontalo diprediksi mengalami kepunahan pada 2025.
Demikian disampaikan Kepala Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Pelaksana Jaringan Sumber Air Sulawesi II Kegiatan Prasarana Konservasi SDA Ruhban Ruzziyatno.
Demikian disampaikan Kepala Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Pelaksana Jaringan Sumber Air Sulawesi II Kegiatan Prasarana Konservasi SDA Ruhban Ruzziyatno.
Dia menjelaskan,
upaya revitalisasi danau akan segera dimulai pada Tahun Anggaran 2012
meliputi pembangunan penahan sedimen (checkdam), pelindung tebing
(revetment), groundsill, pemasangan patok sebagai sistem peringatan
banjir dan pengerukan danau.
Seluruh jadwal pelaksanaannya akan dimulai pada awal Mei hingga Desember 2012.
Pemerintah
menilai kelestarian danau merupakan faktor utama yang memiliki nilai
sejarah, ekonomi dan sosial serta kebanggaan bagi masyarakat Gorontalo.
Dia menggambarkan kondisi aktual Danau Limboto pada pertemuan bersama Pemerintah Kabupate Gorontalo.
Pada
1932, rata-rata kedalamannya mencapai 30 meter dengan luas 8.000
hektare, tahun 1955 menurun menjadi 16 meter, kemudian tahun 1970
berkurang menjadi 15 meter dan luasannya menyusut menjadi 4.500
hektare.
Sementara itu, pada 1993 sampai 2012 kedalaman Danau limboto rata-rata 2,5 meter dan luasnya tinggal 2.537 hektare.
"Sehingga,
bisa disimpulkan bahwa sepanjang kurun waktu 52 tahun, luas Danau
Limboto berkurang sekitar 4.304 hektare atau sekitar 62,60 persen dari
total luas danau," katanya.
Kondisi tersebut diperparah akibat
permukaan danau yang tertutup eceng gondok dan tanaman air lainnya yang
mencapai sekitar 70 persen dari luas danau.
Di sisi lain produksi
tangkapan di danau itu terus mengalami penurunan setiap tahunnya.
Produksi tangkapan tahun 1977-1997 mengalami penurunan sampai 2.344 ton
atau 79,19 persen.
Bahkan kepunahan ikan danau seperti mangaheto,
botua, bulaloa, boidelo terjadi dan kini tersisa hanya ikan mujair,
nila dan ikan gabus.
"Jika rata-rata luas danau berkurang sekitar
sekitar 65,89 hektare per tahun, maka diprediksi pada tahun 2025 nanti
akan berubah menjadi daratan," ungkap dia.
Ruhban mengatakan, upaya pelestarian melalui revitalisasi danau harus segera dilakukan dan menjadi prioritas utama.
Program
tersebut akan menelan anggaran APBN sebesar Rp93 miliar sehingga
diharapkan pemanfaatan anggaran dilakukan tepat sasaran, untuk
menanggulangi dampak kekritisan danau dan meminimalisasi kerusakan
lingkungan.